Sabtu, 26 Januari 2013

Minggu, 27 januari 2013

Diluar masih terdengar sayup sayup angin. suara bambu yang saling bertumbukkan satu sama lain membuat nada yang indah di siang hari yang sunyi. sunyi sekali. cahaya didalam kamar yang redup mendukung kesunyian ini. sama seperti hatiku. masih ingat rasanya ketika hati ini masih hangat. masih ada kamu disini. disampingku. menemani aku di setiap cerita hidupku. merangkul aku di setiap cerita sedih yang aku alami. menggenggam tanganku. aku masih bisa merasakan hangatnya genggaman itu. genggaman di malam itu. pukul 6 sore kita masih di sekolah terjebak hujan kamu masih memohon maaf. padahal tidak usah memohon seperti itu. genggaman mu saat itu yang menguasai pikiranku. kenangan-kenangan yang terlalu banyak dan terlalu indah untuk dilupakan. entah bagaimana cara untuk melupakan semua kenangan itu. kenangan yang selalu datang disaat yang tidak tepat. kenangan indah yang datang disaat aku  seharusnya sudah melupakanmu. tapi kenangan itu seperti tidak ingin aku lupakan. memaksa aku untuk selalu mengingatnya tidak peduli seberapa sakit yang aku rasakan ketika ia datang. aku masih bisa menangis bila mengingat kamu. tapi ego ini tidak membiarkan diriku terlihat lemah dihadapanmu. sama seperti kamu yang selalu terlihat kuat padahal kamu pun lemah sewajarnya manusia biasa.
perpisahan memang bukan selamanya sebuah pilihan. mungkin juga paksaan. paksaan dari diri kita masing masing. merasa sudah tidak ada  yang bisa kita lakukan bersama lagi.
asing. aku dan kamu sudah menjadi orang asing satu sama lain. tidak bertegur sapa seperti dulu, kita sekarang tak lagi saling menyapa. aku masih ingat ketika kau menarik tangan ini. memanggil namaku.

aku masih ingat senyuman itu. senyuman yang kamu beri disaat aku melakukan hal bodoh. aku masih ingat tatapan matamu. tatapan mata disaat kamu menyatakan perasaanmu. tatapan mata disaat kita berbicara.
aku masih ingat suaramu. suara disaat pertama kali kita berbicara di telfon. suara yang masih kekanak-kanakan. manis. suara disaat kau bernyanyi untukku.

gambaran tentangmu masih terlalu jelas di pikiranku. namamu masih belum pudar.
entah bagaimana cara untuk benar benar melupakan kamu.
aku akan terlihat lemah dengan ini semua. namun aku lelah berpura-pura tegar seakan-akan aku kuat dengan semua hal ini.
kamu memang selalu menang atas aku.
hampir dalam segala hal, kamu lebih unggul dibanding aku

terimakasih kamu pernah menaruh nama gadis ini dihatimu
memang, aku tidak sehebat orang lain dalam berkata kata
hanya itu yang bisa aku katakan kepadamu sekarang




kuharap aku bisa melupakanmu seperti kamu yang terlihat sudah bisa melupakan aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar